Langsung ke konten utama

Postingan

SEPAKBOLA; IMUNISASI KEHIDUPAN

Sepakbola bagiku bukan hanya sekedar permainan menendang dan memasukkan bola ke gawang lawan dengan sebanyak-banyaknya. Bukan! Sepakbola lebih dari itu.  Sepakbola bagiku adalah soal gairah hidup yang darinya meliputi berbagai perasaan. Senang, sedih, bahagia, kecewa, dan emosi menyatu bersamaan dengan bergulirnya si kulit bundar. Sepakbola menjadi teman untuk menghidupi hidup atas kegagalan, pelepas beban, dan pelengkap perjalanan hidup yang hebat.  Atmosfirnya yang aku rindukan dan untuk menjadi nyawa pada adanya gairah.  Berangkat ke stadion dengan rindu yang kesekian kalinya. Lalu, senang dan tawa riah dalam duduk memutari air persahabatan. Lalu ketika peluit ditiup, adukan perasaan mulai dipertaruhkan hingga 2x45 kedepannya. Meramalkan doa-doa dan nyanyian. Memberi semangat ketika kebanggaan mulai menyerang. Menteror lawan ketika memegang bola. Hingga umpatan serapah "bajingan" ketika ada keputusan kontroversial dari si pengadil. Ah, teramat sulit untuk dijel
Postingan terbaru

SADTEMBER

SADTEMBER Bagi kalangan orang yang berkesadaran dan menolak lupa, bulan September adalah bulan mengenang berbagai peristiwa. Bulan yang menempati urutan ke-9 dalam penanggalan Masehi ini, sering di kaitkan dengan kata 'Hitam' dibelakangnya. Ya, tentu saja. Kata itu untuk mempertajam dan menggarisbawahi berbagai peristiwa. Banyak tanggal bertinta hitam untuk menolak lupa pada kekerasan negara.  Paragraf di awal tulisan ini merupakan tulisan seorang mahasiswa. Ya, dengan berbagai dialektika yang ada, semester 5 telah mengenalkanku pada kontradiksi. Tak seperti tulisanku yang ada di gambar itu—yang ku tulis dan ku upload di FB waktu masih berseragam abu-abu. Konyol, tentunya. Ruang dan lini masa yang berbeda membuatku berbeda juga, walaupun masih dalam konteks yang sama; bulan September. Walaupun berbeda, aku belum tau tolak ukurnya, apakah hari ini lebih baik atau malah sebaliknya.  Melihat jejak sosial media di FB, terkadang membuat ku larut dalam kenangan sejarah. D

SINGGAH PERJALANAN

SINGGAH PERJALANAN  Setelah mengisi perut, kami berkunjung ke sebuah warung kopi Lodji Besar di daerah Peneleh. Sebuah bangunan klasik dengan aura sejarah didalamnya. Tempat ini memanglah bangunan jaman Belanda yang sekarang didesain untuk ngopi, tapi tanpa membuang nilai-nilai sejarahnya. Berkunjung kesini terasa seperti hidup di zaman pra kemerdekaan. Diputarnya lagu-lagu klasik, gambar-gambar bangunan Soerabaja zaman dulu, mesin ketik, dan dibagian belakang terjejer rapi buku-buku di rak, ah.. sangat syahdu tentunya. Aku sangat tertarik akan sejarah. Ingin sekali mengunjungi museum, situs, atau bangunan-bangunan zaman dulu. Peradaban manusia bergeser dari waktu ke waktu. Mewariskan nilai-nilai budaya yang terbungkus rapi oleh sejarah. Karena bagiku, mempelajari sejarah adalah mempelajari tata cara kehidupan yang sekarang. Andai saja ada sebuah mesin pemutar waktu, Aku ingin hidup di zaman Hindia Belanda. Tidak hanya sebagai pembaca & pengagum Tjokroaminoto saja, tapi

HIMMAPRODI; SEBUAH PERJALANAN HAMPIR USAI

HIMMAPRODI; SEBUAH PERJALANAN HAMPIR USAI  Himmaprodi telah memasuki masa tenggang. Kalaupun benar sebelum KKN bisa langsung LPJ, bisa dipastikan paling tidak tinggal beberapa bulan lagi pengurus Himmaprodi periode tahun ini akan lengser. Tak terasa tentunya. Untung saja program kerja kepengurusan sudah banyak yang terlaksana, tinggal rutinan dzibaiyyah (Divisi Bakat Minat; pelatihan desain (Divisi Infokom); dies natalis dan seminar pendidikan. Dan tambahan satu lagi untuk Minggu depan, yakni Tasyakuran MPI. Kita telah melakukan perjalanan yang panjang dengan lika-liku tikungannya. Mulai dari penyusunan program kerja di awal-awal kepengurusan yang agak ruwet, rapat-rapat yang minim hasilnya, rutinan bakat minat yang kadang 'iya' kadang 'tidak', hingga berbagai acara —Orientasi Prodi, Pelatihan Pembuatan Makalah, Pelatihan Body of Knowledge — yang sudah kita laksanakan dengan bersama dan seksama. Kita telah melewati berbagai macam dialektika yang ada didalamn

SERBA-SERBI AKTIVITAS DI RUMAH

Hari ini Emak sibuk sekali di dapur. Ia dibantu Mbak Da dan Mbak Mil membuat beberapa jajanan untuk nanti malam. Rumah ini, nanti malam mendapat giliran tahlil rutin yang dilaksanakan oleh ibu-ibu Muslimat. Yang biasanya dimulai sehabis Isya' dan selesai sekitar jam sembilan malam. Apapun kondisinya, Emak selalu menyambut bahagia ketika mendapat giliran tahlil. Tak heran, ia mempersiapkan untuk nanti malam dengan membuat jajanan tradisional di dapur. Diantaranya yakni wingko Babat, kue nangka, kue urap, dan gemblong. Disisi lain, Cak Arip menjadi tukang di rumahnya sendiri. Dari kemarin, ia masih memperbaiki kamar paling selatan ini. Padahal juga status kamar ini masih belum jelas. Cak Arip hanya bertempat tidur ketika waktu pulang, begitupun juga Mas Ayun yang sama halnya. Aku sendiri beberapa kali juga tidur disini. Umumnya, kamar ini selalu terbuka buat siapa saja. Cak Arip dan Mas Ayun mendekor kamar ini menjadi lebih elegan dan paling utama nantinya bisa membuat ny

SETELAH PERKULIAHAN

SETELAH PERKULIAHAN " Kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang.. " Hindia. Warung dan sore yang akrab. Setidaknya pasca kuliah tadi, menumpahkan pegal dan mengistirahatkan pikiran dengan kopi susu dan kretek adalah hal yang cocok bagiku. Beberapa minggu ini dengan agenda yang padat dan berbenturan membuat pikiran terkuras. Antara menikmati dan tidak, aku memilih menjalankannya. Biarkan pegal terbuang bersama asap kretek yang mengepul. Terbang, bebas, dan hilang. Tugas tugas yang diemban, dengan terlanjur terjun didalamnya, terkadang membuat rasa jenuh. Tak bisa berbohong memang, aku juga manusia. Bisa merasakan jenuh, malas, bahkan merasa gagal. Rencana ku sendiri yang ku buat terkadang terbatasi diluar kemampuan. Belum lagi rencana-rencana lain yang disepakati secara bersama, terbentur dengan konsep yang sedemikian rumit di kepala. Pusing kepala yang pasti. Ingin sekali ku istirahatkan otak ini dengan tidur sehari, sebulan, bahkan setahun. Tugas-tugas menum

INDONESIA PAGI HARI

INDONESIA PAGI HARI Dalam pagi yang selalu berganti, Anak anak mengawali hari berseragam rapi. Berteman burung-burung yang bernyanyi riang. Mentari adalah alarm disetiap pagi Indonesia  yang baru bangun. Sosok Indonesia terlihat pada senyum ceria  anak-anak berangkat ke sekolah. Menenteng tas membawa restu orang tua. Sosok Indonesia terlihat pada guru berpakaian batik  dalam siap untuk pengajaran. Angin pagi berhembus menyapa pohon Menggugurkan daun-daun kering berserakan. Pertengkaran, perselisihan,  politik rakus, dalam isu-isu yang semerbak. "Seorang bapak rela mencuri satu buah handphone  untuk biaya anaknya sekolah, Pelajar kembali terlibat tawuran, Seorang murid menantang duel guru,  kasus pelecehan kembali muncul, sekolah terpaksa tutup, mahasiswa kembali demo,  merdeka belajar, seorang rektor terjerat kasus korupsi,  pendidikan mahal, jual beli skripsi,  ayam kampus, NKRI harga naik dan bla bla bla"  Bum. Ki Hajar Dewantara muak  dengan berita-berita pendi